Girimulyo, 11 Juli 2025 — Kegiatan "Sapa Desa" yang dilaksanakan di Balai Desa Girimulyo pada Jumat (11/7) menjadi ruang penting bagi warga, khususnya para petani, untuk menyampaikan harapan dan permasalahan mereka secara langsung kepada mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam program Mahasiswa Membangun Desa (MMD).
Sebelum kegiatan berlangsung, para mahasiswa MMD UB telah melakukan penjaringan aspirasi dengan turun langsung ke masyarakat. Dari hasil penyaringan tersebut, terungkap beberapa permasalahan utama yang dihadapi warga Girimulyo dalam sektor pertanian.
Salah satu aspirasi yang paling banyak disuarakan adalah kebutuhan akan pendampingan dalam pengolahan pupuk, yang hingga saat ini belum tersedia secara optimal. Selain minimnya tenaga pendamping, masyarakat juga mengeluhkan belum tersedianya alat pendukung yang dapat mempercepat dan mempermudah proses produksi pupuk organik.
Tak hanya itu, para petani juga menegaskan bahwa pendampingan dalam pengelolaan pertanian secara umum masih sangat dibutuhkan. Kurangnya akses informasi dan teknologi membuat banyak petani masih mengandalkan cara-cara tradisional, yang dirasa kurang efektif dalam meningkatkan hasil produksi. Harapan lain yang disampaikan warga adalah terkait informasi dan akses terhadap alat atau mesin pertanian, seperti mesin pemisah jagung dan pencacah pakan ternak. Menurut mereka, keberadaan alat-alat tersebut sangat membantu dalam menghemat waktu, tenaga, dan biaya produksi.
Berawal dari masalah tersebut, Mahasiswa MMD UB Kelompok 50 di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Ir. Inggit Kresna Maharsih, S.T., M.Sc., berinisiatif untuk menyusun kegiatan yang dapat menjadi jembatan antara aspirasi masyarakat dan solusi konkret.
Program Sapa Desa ini dilaksanakan oleh anggota kelompok 50 MMD UB, I Putu Gede Krisna Putra Wardana dari program studi Sastra Prancis – Fakultas Ilmu Budaya, yang meliputi kegiatan penjaringan aspirasi, pemaparan hasil aspirasi, serta penyampaian solusi langsung dalam forum Sapa Desa. Kegiatan ini menjadi contoh nyata dari kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dalam membangun desa secara partisipatif.
Kegiatan ini pun mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi cepat yang dilakukan usai acara, tercatat tingkat kepuasan peserta mencapai 77,9%, yang mencerminkan antusiasme dan apresiasi warga terhadap inisiatif dan keterlibatan aktif mahasiswa dalam mendengarkan dan merespons kebutuhan mereka.
Salah satu warga, Pak Hartoyo, memberikan testimoninya mengenai acara ini. Ia mengatakan, “Acara ini sangat membantu bagi petani di sini, karena kami benar-benar membutuhkan pendampingan dari adik-adik mahasiswa.”Pernyataan tersebut menggambarkan besarnya harapan dan kepercayaan warga terhadap peran aktif mahasiswa dalam pengembangan desa. Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa MMD UB diharapkan dapat menyusun program kerja yang lebih tepat sasaran dan berkelanjutan, serta menjadikan Girimulyo sebagai desa binaan yang mampu berkembang dengan dukungan akademik, teknologi, dan semangat kolaborasi.
#MMD UB 2025 #SGDs 16
Author:
I Putu Gede Krisna Putra Wardana (Fakultas Ilmu Budaya)